Konseling Psikoanalisis
Teori Psikoanalisis
klasik dikembangkan oleh seorang neurology dari Wina, Sigmund Freud, pada
tahun 1890-an. Formulasi teoritik dari teori ini banyak dipengaruhi oleh pengalaman atau kehidupan masa kanak-kanak Freud, khususnya cara kedua orangtuanya memperlakukannya. Teorinya tentang kompleks oodipus misalnya, dipengaruhi oleh ketertarikannya bahkan mungkin minat seksualnya terhadap ibunya yang dinilainya sebagai seorang wanita yang rupawan dan lemah lembut, dan perasaan benci terhadap ayahnya yang sanagat keras dalam mendidiknya.
Psikoanalisis klasik
merupakan suatu metode penyembuhan yang bersifat psikologis dengan cara-cara
fisik. Psikoanalisis klasik jelas terkait dengan tradisi jerman yang menyatakan
bahwa pikiran adalah entitas yang aktif, dinamis dan bergerak dengan
sendirinya. Selain itu , Psikoanalisis klasik tidak lahir dari penelitian
akademis , sebagaimana system-sistem lain, namun merupakan produk konsekuensi
terapan praktik klinis. Penyusunan observasi yang dilakukan Freud bertujuan
untuk menyusun berbagai pendekatan-pendekatan terapi yang sangat dibutuhkan.
Formulasi-formulasi inilah yang diperluas ke teori psikodinamika perkembangan
kepribadian yang bergantung pada pengurangan ketegangan Psikoanalisis klasik
merupakan psikologi ketidaksadaran. Kesadarannya tertuju kearah bidang
motivasi,emosi,konflik,simptom-simptom neurotic,mimpi-mimpi dan sifat-sifat
karakter. Psikoanalisis klasik dahulu lahir bukan dari psikologi melainkan dari
kedokteran ,yakni kedokteran bidang sakit jiwa. Tokoh utama Psikoanalisis
klasik ialah Sigmund Freud. Pada mulanya Freud mengembangkan teorinya tentang
struktur kepribadian dan sebab-sebab gangguan jiwa .
B. Kerangka
Psikoanalisis klasik
1. Konsep
Psikoanalisis klasik
Freud memandang sifat
manusia pada dasarnya pesimistik, deterministik, mekanistik, dan
reduksionistik. Di mana manusia dideterminasi oleh kekuatan-kekuatan irasional,
motivasi-motivasi tidak sadar, kebutuhan-kebutuhan dan dorongan-dorongan
biologis dan naluriah, dan oleh peristiwa-pristiwa psikoseksual yang terjadi
selama lima tahun pertama dari kehidupan. Freud menekankan peran naluri-naluri
yang bersifat bawaan dan biologis, ia juga menekankan pada naluri seksual dan
impuls-impuls agresif. Menurutnya tujuan segenap kehidupan adalah kematian,
kehidupan ini adalah tidak lain jalan melingkar ke arah kematian. Beberapa
konsep dasar dari Psikoanalisis klasik diantaranya:
- Manusia
secara esensial bersifat biologis, terlahir dengan dorongan-dorongan
instingtif, sehingga perilaku merupakan fungsi yang di dalam ke arah
dorongan itu.
- Manusia
bersifat tidak rasional, tidak sosial dan destruktif terhadap dirinyadan
orang lain. Libido mendorong manusia ke arah pencarian kesenangan.
- Di
mana manusia dideterminasi oleh kekuatan-kekuatan irasional,
motivasi-motivasi tidak sadar, kebutuhan-kebutuhan dan dorongan-dorongan
biologis dan naluriah, dan oleh peristiwa-pristiwa psikoseksual yang
terjadi selama lima tahun pertama dari kehidupan.
- Alam
sadar adalah bagian kesadaran yang memiliki fungsi mengingat, menyadari
dan merasakan sesuatu secara sadar. Alam sadar ini memiliki ruang yang
terbatas dan saat individu menyadari berbagai rangsangan yang ada di
sekitar kita.
- Alam
prasadar yaitu bagian dasar yang menyimpan ide, ingatan dan perasaan yang
berfungsi mengantarkan ide, ingatan dan perasaan tersebut ke alam sadar
jika kita berusaha mengingatnya kembali.
- Alam
bawah sadar adalah bagian dari dunia kesadaran yang terbesar dan sebagian
besar yang terpenting dari struktur psikis, karena segenap pikiran dan
perasaan yang dialami sepanjang hidupnya yang tidak dapat disadari lagi
akan tersimpan didalamnya.
- Ketidakmampuan
menaruh kepercayaan pada diri sendiri dan pada orang lain.
- Ketidakmampuan
mengakui dan mengungkapkan perasaan-perasaan benci dan marah, penyangkalan
terhadap kekuatan sendiri sebagai pribadi, dan kekurangan
perasaan-perasaan otonom.
- Ketidakmampuan
menerima sepenuhnya seksualitas dan perasaan seksual diri sendiri.
2. Prinsif-prinsif
Manusia
Sumbangan terbesar
Freud adalah konsep-konsepnya tentang kesadaran dan ketidaksadaran yang
merupakan dasar atau kunci untuk memahami tingkah laku dan masalah kepribadian.
Dengan kepercayaannya bahwa sebagian besar fungsi psikologis terletak di luar
kawasan kesadaran, maka sasaran terapi psikoanalitik adalah membuat motif-motif
tidak sadar menjadi disadari. Dari perspektif ini, terapi adalah upaya
menyingkap makna gejala-gejala, sebab-sebab tingkah laku, dan bagian-bagian
yang direpresi yang menghalangi fungsi psikologis yang sehat. Berdasarkan dari
teori yang dikembangkan Freud, prinsip-prinsip psikonalisis tentang hakikat
manusia didasarkan pada asumsi-asumsi :a. Pengalaman masa kanak-kanak
mempengaruhi perilaku pada masa dewasab. Proses mental yang tidak disadari
mengintegrasi perilaku-perilakuc. Pada dasarnya manusia memiliki kecenderungan
mengembangkan diri melalui dorongan libido dan agresivitasnya sejak lahird.
Secara umum perilaku manusia bertujuan untuk meredakan ketegangan, menolak
kesakitan dan mencari kenikmatane. Kegagalan dalam pemenuhan kebutuhan seksual
mengarah pada perilaku neurosisf. Pembentukan simptom merupakan bentuk
defensifg. Apa yang terjadi pada seseorang saat ini dihubungkan pada
sebab-sebab di masa lampaunya dan memotivasi untuk mencapai tujuan-tujuan di
masa yang akan datangh. Latihan pengalaman di masa kanak-kanak berpengaruh
penting pada perilaku masa dewasa dan diulangi dalam transferensi selama proses
terapi.
3. Hakekat Konseling
Secara umum hakikat
konseling adalah mengubah perilaku. Dalam pendekatan psikonanalisa hakikat
konseling adalah agar individu mengetahui ego dan memiliki ego yang kuat, yaitu
menempatkan ego pada tempat yang benar yaitu sebagai pihak mampu memilih secara
rasional dan menjadi mediator antara Id dan Superego. Konseling dalam pandangan
psikoanalisis adalah sebagai proses re-edukasi terhadap ego menjadi lebih
realistik dan rasional.
1. Id
Id merupakan dorongan
biologis yang berada dalam ketidaksadaran (dorongan nafsu) yang beroperasi
menurut prinsip kenikmatan (pleasure principle) struktur mental ini sudah ada
sejak lahir (bawah sadar). Manusia lahir membawa id, contohnya jika lapar kita
menangis, mau mandi kita menangis. Jadi id merupakan bagian yang paling
primitif yang tediri dari kebutuhan biologis dasar. Calvin S. Hall dan Gardner
Lindzey (1994:64), Id merupakan system kepribadian yang asli, id juga merupakan
rahim tempat ego dan superego berkembang. Id berisikan segala sesuatu yang
secara psikologis diwariskan dan telah ada sejak lahir, termasuk
instink-instink. Freud menyebut id sebagai “kenyataan psikis yang sebenarnya”.
Id tidak bisa menanggulangi peningkatan energi yang dialaminya sebagai
keadaan-keadaan tegangan yang tidak menyenangkan. Karena itu, apabila tingkat
tegangan organism meningkat, maka id akan bekerja sedemikian rupa untuk segera
menghentikan tegangan dan mengembalikan organisme pada tingkat enegi rendah dan
konstan serta menyenangkan. Sumadi Suryabrata (2005:125), yang menjadi pedoman
dalam berfungsinya id ialah menghindari diri dari ketidakenakan dan mengejar
keenakan, pedoman ini disebut Freud sebagai “prinsip kenikmatan” atau “prinsip
keenakan”. Untuk menghilangkan ketidakenakan dan mencapai keenakan itu id
mempunyai dua cara (alat proses), yaitu:a. Refleks dan reaksi-reaksi otomatis,
seperti bersin, berkedip, dan sebagainya.b. Proses primer (primair vorgang),
seperti orang lapar maka akan membayangkan makanan. Proses primer menyangkut
suatu reaksi psikologis yang sedikit lebih rumit. Ia beruasaha menghentikan
tegangan dengan membentuk khayalan tenteng objek yang dapat menghilangkan
tegangan tersebut. Proses primer tidak akan mampu mereduksi atau mengurangi
tegangan. Orang yang lapar tidak akan dapat memakan khayalan tentang makanan.
Karena itu, suatu proses psikologis baru atau sekunder berkembang, dan apabila
hal ini terjadi maka struktur system kedua kepribadian, yaitu ego mulai
terbentuk.
2. Ego
Ego adalah struktur
fikiran yang beroperasi menurut prinsip kenyataan (reality principle), yang
mengutamakan pemikiran logika dan rasional (tahap sadar). Ego timbul karena
kebutuhan-kebutuhan organisme memerlukan transaksi-transaksi yang sesuai dengan
dunia kenyataan objektif. Orang yang lapar harus mencari, menemukan dan memakan
makanan sampai tegangan karena rasa lapar dapat dihilangkan. Calvin S. Hall dan
Gardner Lindzey (1994:65), perbedaan pokok antara id dan ego adalah bahwa id
hanya mengenal kenyataan subjektif-jiwa, sedangkan ego mebedakan antara hal-hal
yang terdapat dalam batin dan hal-hal yang terdapat dalam dunia luar. Ego
bekerja berdasarkan prinsip kenyataan, dan beroperasi menurut proses sekunder.
Tujuan prinsip kenyataan adalah mencegah terjadinya tegangan sampai ditemukan
suatu objek yang cocok untuk pemuasan kebutuhan. Gerald Corey (2009:15)
hubungan antara id dan ego adalah ego tempat bersemayam intelegensi dan
rasionalitas yang mengawasi dan mengendalikan impuls-impuls buta dari id.
Proses sekunder merupakan adalah berfikir realistic. Dengan proses sekunder,
ego menyusun rencana untuk memuaskan kebutuhan dan kemudian menguji rencana
ini, yang biasanya melalui suatu tindakan, untuk melihat apakah rencana itu berhasil
atau tidak. Hal ini disebut pengujian terhadap kenyataan (reality testing). Ego
disebut eksekutif kepribadian, karena ego mengontrol pintu-pintu kearah
tindakan, memilih segi-segi lingkungan kemana ia akan memberi respon, dan
memutuskan instink manakah yang akan dipuaskan dan bagaimana caranya.
3. Super ego
Super Ego itu
Merupakan struktur yang terbentuk dari komponen sosial dan moral, struktur ini
bertanggung jawab menentukan tingkah laku baik dan buruk,beroperasi menurut
prinsip moral. Calvin S. Hall dan Gardner Lindzey (1994:67), superego adalah
perwujudan internal dari nilai-nilai dan cita-cita tradisional masyarakat
sebagaimana diterangkan orang tua kepada anaknya, dan dilaksanakan dengan cara
memberi hadiah-hadiah atau hukuman-hukuman. Superego adalah wewenang moral dari
kepribadian, dia mencerminkan yang ideal bukan yang real, dan memperjuangkan
kesempurnaan dan bukan kenikmatan. Perhatiannya yang utama adalah memutuskan
apakah sesuatu itu benar atau salah dengan demikian ia dapat bertindak sesuai
dengan norma-norma moral yang diakui oleh wakil-wakil masyarakat. Calvin S.
Hall dan Gardner Lindzey (1994:67), fungsi-fungsi pokok superego adalah:
a. Merintangi
impuls-impuls id, terutama impuls-impuls seksual dan agresif, karena inilah
impuls-impuls yang pernyataannya sangat dikutuk oleh masyarakat.
b. Mendorong ego untuk
menggantikan tujuan-tujuan moralitas.
c. Mengajar
kesempurnaan.
Mekanisme pertahanan
- Denial
/ Penyangkalan adalah pertahanan melawan kecemasan dengan menutup mata
terhadap kenyataan yang mengancam. Individu mempunyai kecenderungan untuk
menolak sejumlah aspek kenyataan yang terlalu menyakitkan untuk diterima
- Proyeksi
adalah mengalamatkan sifat-sifat tertentu yang tidak bisa diterima oleh
ego kepada orang lain. Dengan proyeksi, individu akan menyalahkan orang
lain atas kesalahan yang dibuatnya sendiri, dan menyangkal bahwa dia
memiliki dorongan negatif
- Fiksasi
yaitu terpaku/tetap pada tahap-tahap perkembangan yang lebih awal karena
individu memiliki kecemasan untuk mengambil langkah ke tahap berikutnya.
Anak yang memakai mekanisme pertahanan fiksasi biasanya mempunyai hambatan
dalam perkembangan dan menjadi tidak mandiri
- Regresi
yaitu melangkah mundur ke tahap perkembangan sebelumnya dimana
tuntutan-tuntutannya tidak terlalu besar
- Rasionalisasi
adalah menciptakan alasan-alasan yang “baik” untuk menghindarkan ego dari
cedera, memalsukan diri sehingga kenyataan yang mengecewakan menjadi tidak
begitu menyakitkan
- Sublimasi
yaitu menggunakan jalan keluar yang lebih tinggi atau lebih dapat diterima
secara sosial, mekanisme pertahanan sublimasi ini lebih bersifat positif
karena individu mencari jalan lain bagi pengungkapan perasaan agresinya
dengan cara yang lebih bermanfaat
- Displacement
adalah mengarahkan energi kepada obyek atau orang lain ketika obyek asal
tidak terjangkau
- Represi
adalah melupakan peristiwa traumatis yang bisa membangkitkan kecemasan,
dengan menekannya ke alam bawah sadar sehingga tidak lagi menjadi hal-hal
yang menyakitkan. Represi merupakan salah satu konsep Freud yang paling
penting, karena merupakan dasar bagi sebagian besar pertahanan ego yang
digunakan individu
- Formasi
reaksi adalah melakukan tindakan yang berlawanan dengan hasrat-hasrat tak
sadar. Ketika perasaan-perasaan yang lebih dalam menimbulkan ancaman, maka
individu berusaha menampilkan tingkah laku yang berlawanan untuk
menyangkal perasaan-perasaan negatifnya.
Dinamika Kepribadian
Tingkat kehidupan
mental dan wilayah pikiran mengacu pada struktur atau komposisi kepribadian,
tetapi kepribadian itu sendiri juga bertindak. Sehingga Freud mengusulkan
sebuah dinamika atau prinsip motivasional untuk menerangkan kekuatan-kekuatan
yang mendorong tindakan manusia. Motivasi ini diperoleh dari energi psikis dan
fisik dari dorongan-dorongan dasar yang mereka miliki.
4. Tujuan Konseling
Menurut Corey (2005),
tujuan terapi Psikoanalisis klasik adalah untuk membentuk kembali struktur
karakter individu, dengan cara merekonstruksi, membahas, menganalisa, dan
menafsirkan kembali pengalaman-pengalaman masa lampau, yang terjadi di masa
kanak-kanak. Membantu konseli untuk membentuk kembali struktur karakternya
dengan menjadikan hal-hal yang tidak disadari menjadi disadari oleh konseli.
Secara spesifik, membawa konseli dari dorongan-dorongan yang ditekan
(ketidaksadaran) yang mengakibatkan kecemasan kearah perkembangan kesadaran
intelektual, menghidupkan kembali masa lalu konseli dengan menembus konflik
yang ditekan, memberikan kesempatan kepada konseli untuk menghadapi situasi
yang selama ini ia gagal mengatasinya.
5. Peran Konselor pada
Psikoanalisis klasik
- Peran
utama konselor dalam konseling ini adalah membantu klien dalam mencapai
kesadaran diri, ketulusan hati, dan hubungan pribadi yang lebih efektif
dalam menghadapi kecemasan melalui cara-cara yang realistis.
- Konselor
membangun hubungan kerja sama dengan klien dan kemudian melakukan
serangkaian kegiatan mendengarkan dan menafsirkan.
- Konselor
memberikan perhatian kepada resistensi kliend. Fungsinya adalah
mempercepat proses penyadaran hal-hal yang tersimpan dalam ketidaksadaran.
- Konselor
membangun hubungan kerja sama dengan konseli dan kemudian melakukan
serangkaian kegiatan mendengarkan dan menafsirkan. Konselor juga
memberikan perhatian kepada resistensi konseli untuk mempercepat proses
penyadaran hal-hal yang tersimpan dalam ketidaksadaran. Sementara konseli
berbicara, konselor berperan mendengarkan dan kemudian memberikan
tafsiran-tafsiran terhadap informasi konseli, konselor juga harus peka
terhadap isyarat-isyarat non verbal dari konseli. Salah satu fungsi utama
konselor adalah mengajarkan proses arti proses kepada konseli agar
mendapatkan pemahaman terhadap masalahnya sendiri, mengalami peningkatan
kesadaran atas cara-cara berubah, sehingga konseli mampu mendaptakan
kendali yang lebih rasional atas hidupnya sendiri.
6. Hubungan Konselor
Dengan Klient
Dalam konseling
psikoanalisis terdapat 3 bagian hubungan konselor dengan klien, yaitu aliansi,
transferensi, dan kontratransferensi :
a. Aliansi yaitu sikap
klien kepada konselor yang relatif rasional, realistik, dan tidak neurosis
(merupakan prakondisi untuk terwujudnya keberhasilan konseling).
b. Transferensi
1.pengalihan segenap
pengalaman klien di masa lalunya terhadap orang-orang yang menguasainya, yang
ditujukan kepada konselor
2. merupakan bagian
dari hubungan yang sangat penting untuk dianalisis
3. membantu klien
untuk mencapai pemahaman tentang bagaimana dirinya telah salah dalam menerima,
menginterpretasikan, dan merespon pengalamannya pada saat ini dalam kaitannya
dengan masa lalunya.
c. Kontratransferensi
Yaitu kondisi dimana konselor mengembangkan pandangan-pandangan yang tidak
selaras dan berasal dari konflik-konfliknya sendiri. Kontratransferensi bisa
terdiri dari perasaan tidak suka, atau justru keterikatan atau keterlibatan
yang berlebihan, kondisi ini dapat menghambat kemajuan proses konseling karena
konselor akan lebih terfokus pada masalahnya sendiri. Konselor harus menyadari
perasaaannya terhadap klien dan mencegah pengaruhnya yang bisa merusak.
Konselor diharapkan untuk bersikap relatif obyektif dalam menerima kemarahan,
cinta, bujukan, kritik, dan emosi-emosi kuat lainnya dari konseli.
7. Teknik Konseling
1. Asosiasi bebas
Teknik pokok dalam
terapai Psikoanalisis klasik adalah asosiasi bebas. Konselor memerintahkan
klien untuk menjernihkan pikiranya adari pemikiran sehari-hari dan sebanyak
mungkin untuk mengatakan apa yang muncul dalam kesadaranya. Yang pokok, adalah
klien mengemukakan segala sesuatu melalui perasaan atau pemikiran dengan
melaporkan secepatnya tanpa sensor. Metode ini adalah metoda pengungkapan
pangalaman masa lampau dan penghentian emosi-emosi yang berkaitan dengan
situasi traumatik dimasa lalu.Asosiasi bebas adalah satu metode pengungkapan
pengalaman masa lampau dan penghentian emosi-emosi yang berkaitan dengan
situasi traumatic di masa lalu. Hal ini dikenal sebagai kataris. Kataris secara
sementara dapat mengurangi pengalaman klient yang menyakitkan, akan tetapi
tidak memegang peranan utama dalam proses penyembuhan. Sebagai suatu cara
membantu klient memperoleh pengetahuan dan evaluasi diri sendiri, konselor
menafsirkan makna-makna yang menjadi kunci dari asosiasi bebas. Selama asosiasi
bebas tugas konselor untuk mengidentifikasi hal-hal yang tertekan dan terkunci
dalam ketidaksadaran. Urutan asosiasi membimbing konselor dalam pemahaman
kaitan klient membuat peristiwa-peristiwa. Konselor menafsirkan materi kepada
klient, membimbing kearah peningkatan tilikan kedalam dinamika dirinya yang
tidak disadari.
2. Interpretasi
Adalah prosedur dasar
yang digunakan dalam analisis asosiasi bebas, analisi mimpi, analisis
resistensi dan analisis transparansi. Prosedurnya terdiri atas penetapan
analisis, penjelasan, dan mengajarkan klien tentang makna perilaku dimanifestasikan
dalam mimpi, asosiasi bebas, resistensi dan hubungan terapeutik itu sendiri.
Fungsi interpretasi adalah membiarkan ego untuk mencerna materi baru dan
mempercepat proses menyadarkan hal-hal yang tersembunyi. Interpretasi
mengarahkan tilikan dan hal-hal yang tidak disadari klient.Hal yang penting
adalah bahwa interpretasi harus dilakukan pada waktu-waktu yang tepat karena
kalau tidak klient dapat menolaknya. Ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam
interpretasi sebagai teknik terapi. Pertama, interpretasi hendaknya disajika
pada saat gejala yang diinterpretasikan berhubungan erat dengan hal-hal yang
disadari klient. Kedua, interpretasi hendaknya selalu dimulai dari permulaan
dan baru menuju ke hal-hal yang dalam yang dapat dialami oleh situasi emosional
klient. Ketiga, menetapkan resistensi atau pertahanan sebelum
menginterpretasikan emosi atau konflik.
3. Analisis mimpi
Merupakan prosedur
yang penting untuk membuka hal-hal yang tidak disadari dan membantu klien untuk
memperoleh tilikan kepada masalah-masalah yang belum terpecahkan. Selama tidur
pertahanan menjadi lebih lemah dan perasaan-perasaan yang tertekan muncul
kepermukaan. Freud melihat bahwa mimpi sebagai “royal road to the uncouncious”
dimana didalam mimpi semua keinginan, kebutuhan, dan ketakutan yang tidak
disadari diekspresikan. Beberapa motivasi yang tidak diterima oleh orang lain,
dinyatakan dalam simbolik daripada secara terbuka dan langsung.
4. Resistensi
Freud memandang
resistensi sebagai suatu dinamika yang tidak disadari yang mendorong seseorang
untuk mempertahankan terhadap kecemasan. Interpretasi konselor terhadap
resistensi ditujukan kepada bantuan klien untuk menyadari alasan timbulnya
resistensi.
5. Transferensi
Transferensi
(pemindahan).transferensi muncul dengan sendirinya dalam proses terapeutik pada
saat dimana kegiatan-kegiatan klien masa lalu yang tak terselesaikan dengan
orang lain, menyebabkan dia mengubah masa kini dan mereaksi kepada analisis
sebagai yang dia lakukan kepada ibunya atau ayahnya ataupun siapapun.
8. Kelebihan Dan
Keterbatasan Konseling
Kelebihan dari
pendekatan ini adalah:
- Penggunaan terapi wicara
- Kehidupan mental individu
menjadi bisa dipahami, dan dapat memahami sifat manusia untuk meredakan
penderitaan manusia.
- Pendekatan ini dapat mengatasi
kecemasan melalui analisis atas mimpi-minpi, resistensi-resistensi dan
transferensi-trasnferensi.
- Pendekatan ini memberikan
kepada konselor suatu kerangka konseptual untuk melihat tingkah laku serta
untuk memahami sumber-sumber dan fungsi simptomatologi.
Kelemahan dari
pendekatan ini adalah:
- Pandangan yang terlalu
determistik dinilai terlalu merendahkan martabat kemanusiaan.
- Terlalu banyak menekankan
kepada masa kanak-kanak dan menganggap kehidupan seolah-olah ditentukan
oleh masa lalu. Hal ini memberikan gambaran seolah-olah tanggung jawab
individu berkurang.
- Cenderung meminimalkan
rasionalitas.
9. Aplikasi
Konseling
Psikoanalisis klasik diakui oleh freud sebagai suatu pendekatan yang hanya
tepat untuk kelompok individu tertentu. Seiring perkembangan teori
Psikoanalisis klasik tersebut, gangguan mental (gangguan kepribadian)
dikelompokkan ke dalam dua kategori, yaitu: psikosis dan neurosis.Psikosis
merupakan bentuk gangguan mental yang di tandai oleh hilangnya kontak dengan realitas
karena hilangnya kemampuan individu untuk mempersepsi dan menginterpretasikan
pengalaman internal dan eksternalnya. Konseling Psikoanalisis klasik tidak bisa
di gunakan untuk menangani penderita psikosis.Neurosis ditandai dengan adanya
gangguan emosi, kognisi, dan perilaku yang menghambat kemampuan individu untuk
berperilaku secara sehat atau berfungsi normal. Meskipun mereka mengalami
kesulitan untuk memahami makna pengalamannya, tapi mereka masih memiliki
kemampuan untuk berinteraksi dengan lingkungannya, bisa membentuk perilaku
produktif, dapat memisahkan antara impian, fantasi, dan realitas. Freud membagi
neorosis menjadi 2 kategori, yaitu: neurosis transferen dan neurosis narsistik.
Neurosis transferen melibatkan konflik antara id dan ego. Sedangkan neurosis
narsitik melibatkan konflik antara ego dan superego. Freud memiliki keyakinan
bahwa hanya tipe neurosis transferen yang hanya dapat di tangani melalui
Psikoanalisis klasik. Namun, pada saat ini banyak konselor Psikoanalisis klasik
yang mengembangkan keyakinan bahwa Psikoanalisis klasik bisa digunakan secara
efektif untuk menangani semua gangguan nonpsikotik.